Sudah lama tidak mampir ke Blog.. Bukan karena sibuk dengan pekerjaan, atau sibuk dengan temen – temen, atau sibuk dengan urusan tetek bengek.. tapi karna :
  1. Nulis belum menjadi bagian dari diriku, jadi sering naik – turun moodnya. Dan selama beberapa bulan belakangan moodnya sedang di bawah..hee.. kebetulan aja nie temen2 jaman SMA ada yang menyentil blog, jadi muncul lagi niatnya buat nulis dan berbagi cerita perjalanan seorang anak biasa.
  2. Lupa password masuk ke blog. Klo yang satu ini emang dasarnya otak yang dudul. Udah tau kapasitas otak pas – pasan, buat password beda – beda. Hmm…
Tapi,, aku mo mulai berbagi lagi nie.. Kumulai dari perjalanan hari ini …
it’s about Love for Marriage..
Weits..kenapa aku milih topic ini?? Apakah aku sedang jatuh cinta?? Apakah cowokku udah mo ngajak merit??...whehehehe..bukan..bukan tentang pertanyaan itu..
Tapi tentang sebagian dari duniaku sedang HOT membicarakan pernikahan. Yup, di usia 23 tahun lebih, beberapa teman sudah mulai mengedarkan surat undangan pernikahan. Bahkan 2 bulan terakhir ini, ada 2 teman seangkatan kerja ku yang re-sign karna mo merit Tahun depan. Secara bertubi – tubi beberapa sahabat lama maupun baru sudah BERANI memutuskan mengambil langkah besar dalam hidupnya. Lalu pertanyaan yang muncul adalah :
“apa yang membuat mu berani memutuskan menikah” ?? ini bukanlah tentang financial, karna aku yakin untuk hal satu ini bisa diusahakan bersama.
Berbagai jawaban kucari :
Dari Mas Genthong : “Menemukan pasangan adalah dengan 3 tahapan, pertama adalah dengan memilih, kedua adalah dengan kompromi, dan ketiga adalah dengan menerima adanya apa. Menurutnya, tahapan memilih hanyalah tahapan ketika masih pacaran, dimana bisa memilih yang terbaik (ini hanya bisa untuk senang-senang). Tahapan apa adanya adalah tahapan dimana seseorang menerima apa yang ada dihadapannya (misal dijodohkan). Dan untuk pernikahan dia memilih tahapan kompromi, tahap dimana segala sesuatunya harus bisa dibicarakan, diseimbangkan, jadi seorang cewek /cowok bisa berkompromi dengan kekurangan pasangannya (misal cowoknya botak).”
Cowok playboy yang dikelilingi cewek – cewek cantik, tapi memutuskan menambatkan dirinya pada seorang wanita biasa yang luar biasa yang akan mengekang kehidupan bebasnya.
Dari Mbak Suvi : “Klo kamu sudah menemukan orang yang berbeda terbalik denganmu maka beranilah memilihnya. Kalo kamu dapetnya orang yang sama karakter, maka dunia kalian hanya itu – itu saja. Tidak ada tantangan lain.”
Cewek cantik yang sangat dewasa, wawasannya luas, dan memilih pria gendhut yang 3 tahun lebih muda darinya tapi bisa bertindak lebih dewasa dari si cewek.
Dari Pak Chandra : “ Aku menikahi istriku sekarang ini karana Cinta, karna aku sudah berpacaran lama denganya, aku memilihnya karna kami banyak persamaan dan dia sekarang adalah ibu dari anak – anakku.”
Pria matang yang tinggal terpisah dari anak dan istrinya dan hanya bertemu di akhir minggu.
Dari Mbak Jepit : “Aku akan menikahi pria yang mencintaiku dan memujaku. Jadi bukan aku yang mencintai dia, tapi dialah yang mencintaiku”.
Cewek cantik dan mandiri, dikejar banyak pria ganteng, tapi memilih pria gendhut dan hitam yang memujanya.
Dari Mbak Mekar : “ Koko ku baek, dia sangat sabar dan pengertian. Dia mau memasak buatku, mencuci baju-baju kotorku, menungguku di Rumah sakit, jauh – jauh datang dari Bali dikala ULTAHku”.
Cewek ayu yang mendapat sindiran dari mertua supaya lebih kurus karna klo jalan dengan sang cowok seperti angka 10, dan dia 0-nya.
Ternyata setiap pasangan mempunyai alasan sendiri kenapa mereka memutuskan menikah. Dari semua pendapat yang kudapat satu hal yang kulihat dari kesemuanya adalah tidak se- SEMPURNA seperti kisah dalam dongeng. Dan untuk diriku sendiri, aku belum mempunyai alasan yang tepat kenapa aku harus menikah. Tapi dari apa yang kudapat dari teman – temanku aku melihat :
Cinta yang diperlukan untuk pernikahan adalah tentang kompromi perbedaan – perbedaan yang ada, baik fisik maupun sifat supaya menjadi seimbang dan bisa berjalan berdampingan dengan serasi untuk saling memuja dan berbagi kasih dalam satu komitmen yang sudah disepakati bersama.
Jadi bagaimanakah cinta itu menyentuh mu dan membawamu berani memutuskan untuk mengatakan :
Would you marry me?? atau Yes, I do.
Selengkapnya...