21 Oktober 2010

Bermula dari keinginanku untuk melakukan hal baru, aku bergabung dengan komunitas Backpacker Indonesia. Beberapa bulan aku hanya mengamati forum itu dan belum terlibat kegiatan-kegiatan didalamnya. Hingga disuatu hari, aku benar-benar sedang ingin keluar jalan dan kebetulan forum sedang merencanakan perjalanan ke Pulau Tidung kepulauan Seribu, maka langsung saja kuajak dua orang temanku ikut ambil bagian di trip itu.

Trip kali itu diikuti oleh 37 peserta Backpack dari Jabodetabek dan sekitarnya. Jadilah hari sabtu pagi tanggal 9 Oktober, aku dan kedua teman baikku mencari 34 rombongan lain di pelabuhan Angke. Kami belum mengenal satu dengan lainnya, dan baru bertemu, berkenalan, dan melakukan kegiatan bersama disaat itu, sungguh merupakan pengalaman yang baru dan luar biasa.

Pelabuhan Angke pagi itu sedang muram, hujan sedari pagi tidak berhenti dan sejauh mata memandang langit tertutup awan hitam. Sempat ragu muncul di hati melihat cuaca yang tidak mendukung, ditambah dengan tim yang belum berkumpul juga satu jam setelah meeting point. Awalnya aku masih semangat, dan berusaha menyemangati teman-teman lain yang juga sudah mulai gusar, tapi setelah satu setengah jam menunggu akhirnya aku mulai bĂȘte juga. (hahaa).

Jam 8 pagi teman-teman akhirnya terkumpul juga (telat 2 jam dari jadwal yang disepakati), kami berangkat ke pulau tidung dengan kapal penumpang 2 bagian, bagian dek dan bagian atas (jangan bayangkan kapal pesiar atau yacht yah, karna sangat jauh berbeda). Sebagai orang yang “parno”, aku agak ga yakin untuk berangkat, tapi tour guide kami meyakinkan bahwa di Tidung cuaca sedang sangat cerah, jadi sayang kalau dibatalkan. Sebelumnya aku sempat memarahi tour guide kami itu, karna dia memakai jahet merah menutupi baju orange dia, padahal meeting point kami, kami harus mencari guide dengan baju orange dan membawa spanduk. Lah ini, sudah tidak membawa spanduk, ehh..baju orange nya ditutupi jaket (jumper) merah. Hufft..

Setelah perjalanan hampir 3 jam dengan kapal motor, bĂȘte, kesal dan ngantuk terbayarkan sudah. Pulau ini benar-benar luar biasa, can’t tell in the words, just see our pictures, it have its own story :



1. Can you see the house friends?? yes it’s simple house, but it’s very clean and smell good. Sejauh saya berjalan di Pulau yang kecil itu, saya memang tidak menemukan adanya hotel berbintang di pulau itu. Jadi seluruh pengunjung yang datang ke pulau itu akan menggunakan rumah penduduk asli untuk menginap di malam hari. Ada dua pilihan jenis rumah yang bisa dipilih, yakni rumah dengan AC atau non-AC. 
Selengkapnya...

7 Oktober 2010
Title diatas memang belum valid secara jumlah responden, saya hanya melihat dari beberapa teman wanita yang kebetulan mengalami hal yang sama.
Suatu ketika saya mendapat kunjungan seorang sahabat, Deska. Meskipun kami tinggal di Jabodetabek, tapi kami jarang sekali bertemu. Seperti biasa kami menumpahkan cerita berbulan-bulan kami dalam satu malam singkat “short night” (nguikkk…haha). Sama dengan cerita teman kantorku Nunung, Deska juga sedang kesal dengan pacarnya karena mantan pacar si cowok yang hadir ditengah mereka (lagi).
Nieh cuplikan obrolan singkat ku dengan Deska dan Nunung tapi waktu dan tempat yang berbeda dengan masing-masing korban.
Ve : Ada apa dengan kalian, kok cemberut??
Deska dan Nunung : mantan cowokku masih mengejarnya.
Ve : Lha kok tau ?
Deska : Aku Tanya ke dia.
Nunung : aku minta izin buka HPnya, dan disana ada sms dari mantannya.
Deska : Aku lihat di HP nya.
Ve : Trus cowokmu bilang apa?
Deska dan Nunung : ya ga bilang apa –apa.
Ve : Siapa yang pacar dia sekarang?
Deska & Nunung : aku.
Ve : siapa yang memulai pembicaraan tentang mantannya?
Deska dan Nunung : aku.
Ve : Pernahkah cowokmu lebih dulu menceritakan padamu?
Deska dan Nunung : Tidak
Ve : Apakah cowokmu baru menceritakan mantanya setelah kamu bertanya – tanya?
Deska dan Nunung : Iya.
Selengkapnya...